Selasa, 07 Agustus 2012

  Bagi kalian yang punya masalah grogi pada saat persentasi mungkin ane punya solusinya dari   

(Lembaga Bantuan Psikologi Islam Indonesia)

 

Solusi

                Ada banyak penyebab mengapa seseorang grogi saat presentasi. Padahal jika seseorang sedang ngbrol dengan teman dekat atau berdiskusi di tengah kelompoknya mereka sama sekali tidak pernah grogi, ataupun malah sangat percaya diri. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut.
  •                  belum adanya pengalaman yang cukup dalam presentasi. Jadi jika seseorang tidak pernah sama sekali atau masih sedikitnya jam terbang untuk presentasi maka hampir dipastikan akan mengidap gangguan grogi. Terlebih lagi jika yang dihadapi adalah audiens dengan status sosialnya jauh melebihi dirinya, biasanya presenter akan lebih keder hingga lantai bak bisa bergetar dan berlobang.
  •                  tidak adanya persiapan yang matang dalam presentasi. Penyebab ini pada umumnya juga akan melanda kepada orang yang sudah memiliki pengalaman dan ja  terbang cukup. Sebab dengan tidak adanya persiapan yang matang maka akan mengurangi rasa kepercayaan diri, sehingga apa yang diucapkan akan tidak sistematis, ngawur bahkan ngelantur.
  •                  perasaan bersalah, takut dan minder terhadap apa yang akan dilakukan. Jika hal ini terjadi maka seseorang tidak dapat berbicara secara efektif. Sebab yang bersangkuan sudah menfonis dirinya bahwa apa yang akan disampaikan dinilai tidak berbobot, kekanak-kanakan, ngawur, tidak becus, terlalu sederhana, dsb.
  •                  kepribadian pemalu dan tertutup (introvert). Jika seseorang memliki sifat pemalu dan introvert maka dalam presentasi automatis tidak efektif dan dijamin grogi. Sebab dalam presentasi menuntut seseorang bersifat terbuka (ekstrovert), pemberani, bertanggung jawab, dan konsekuen terhadap apa yang disampaikan. Sedang presenter yang pemalu tidak memiliki percaya diri terhadap tingkah lakunya di depan forum, tidak berani menatap muka sehingga yang disampaikan menjadi tidak jelas.
 
 Cara Mengatasi
                Ada beberapa cara yang dapat ditempuh agar seseorang terhindar dari rasa grogi saat presentasi. Namun diharapkan cara ini tidak hanya sekedar difahami namun harus dipraktekan dalam tataran praktis. Dimana semakin banyak mengimpelementasikan dalam jam terbang maka Insya Allah akan menjadi pemberani dan sukses dalam presentasi.

                Pertama, membangun keyakinan diri secara positif. Secara psikologis presenter harus meyakinkan ada diri sendiri bahwa dirinya mampu dan berani untuk presentasi. Biasanya keyakinan diri ini juga akan terbentuk  oleh adanya pelatihan terus menerus. Semakin banyak jam terbang untuk presentasi maka keyakinan dir semakin tinggi sehingga perasaan grogi semakin kecil dan hilang. Dan, kenyataan ini kiranya hampir dipastikan berlaku secara umum siapapun, kapanpun dan dimanapun. Bukankah Magaret Thactcher dan Corry Aquino pernah mengakui bahwa dirinya juga pernah grogi pada awal-awal dalam penampilan umum.

                Kedua, persiapkan segala sesuatunya secara lengkap, mantap dan matang. Persiapan inimutlak dilaksanakan dan jangan sekali-kali ditunda. Misalnya, penampilan fisik yang prima dengan berpaikaian bagus, keren, sopan, syar’ie. Disamping itu juga perlu terlebih dahulu dipastikan fisik tidak bermasalah dengan makan, minum secar acukup serta memperhatikan kesehatan yang betul-betul prima. Dalam pengalaman, bagaimanapun jika presentasi kemudian ybs mengalami flu hingga hidung buntu maka akan mengganggu rasa kepercayan diri alias akan menjadi grogi.
                Bahkan jika diperlukanseseorang yang akan presenasi, akan memilih pakaian yang terbaru, terbaik, terseterika dengan licin. Tentu diusahakan pakaian tersebut milik sendiri, sebab jika hasil sewa atau pinjaman maka akan membuat tidak konsentrasi dan gangguan grogi. Sebaliknya jika seseorang akan presentasi, sedang jerawatnya membengkak, rambut, kumis dan  janggutnya tidak dipotong rapi, sepatu kotor belum sempat disemir, maka hal tersebut sebagai alamat presentasi akan penuh grogi.
                Demikian halnya terhadap peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam presentasi harus disiapkan terlebih dahulu secara sempurna, tidak boleh satu alatpun yang ketinggalan. Misalnya hand out, alat tulis, flip chart, OHP, peralatan games, dan lan sebagainya yang dinilai relevan. Dalam pengalaman jika terdapat satu tools yang ketinggalan maka setidaknya akan menyebabkan presentasi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar perelatan dan bahan tidak terlupakan maka disarankan seseorang membuat daftar I ventarisasi atau check list.
                Termasuk dalam persiapan maka  disarankan seseorang yang akan presentasi menyusun dan menetapkan scenario atau semacam session plan selama presentasi. Dengan tools demikian maka sudah dikuasai langkah per langkah presentasi dari menit ke manit dan apa yang akan dilakukan secara detail dan sempurna. Misalnya, dalam session plan ditetapkan bahwa waktu presentasi selama satu jam (60 menit) dibagi sebagai berikut. Waktu perkenalan diri 5 menit; pendahuluan 10 menit; uraian materi 25 menit; tany ajawab 15 menit; ringkasan serta penutup 5 menit. Judul materi dikemas secara sederhana dan menarik agar menbuat audiens penasaran.
                Terhadap materi pembahasan, tetapkan ruang lingkup isi dan urut-urutanya. Buatlah secara singkat dan sistematis agar memudahkan untuk diingat dan diuraikan. Jika presenter berkeinginan untuk membuat semacam jok atau lelucon maka persiapkan serta tetapkan waktunya secara tepat (timing).

                Ketiga, ketika sudah masuk dalam presentasi maka lakukan saran-saran yang pernah disampaikan oleh Charles Osgood sebagai berikut. Pada saat mulai maka lihat dan carilah diantara audiens yang aneh dan patut untuk dijadikan subyek komunikasi. Paling tidak dipilih tiga orang masing-masing di sebelah kanan, tengah, kiri. Tetapkan mereka yang paling antic dan paling banyak omong, palinbg bertingkah, dan paling nyentrik. Setelah ditemukan maka dalam timing tertentu ajaklah mereka berkomunikasi.
                Keempat, pada saat menyampaikan materi maka ambilah posisi yang rileks dan santai tapi serius. Sampaikan materi sesuai dengan isi dan scenario yang telah ditatpkan. Sampaikan semua secara tenang dan professional Agar percaya diri semakin besar maka sesekali ajalkah audiens untuk ditanya dan menyepakati terhadap apa yang akan disampaikan. Misalnya, “apakah anda setuju?”; “Setuju khan?”; “mari bertepuk tangan bersama-sama, Ok”.
                Pada umumnya jika situasi presentasi sudah dapat dibawa kea rah komunikasi informal maka perasaan grogi akan benar-benar hilang. Sebab kondisi psikologi kelompok sudah bersifat informal sehingga hampir tidak berbeda dengan situasi ngobrol biasa.
                Kelima, jika presenter mengalami grogi pada saat menemukan pertanyaan yang sulit maka berikan jawaban secara diplomatis. Dalam arti menjawab pertanyaan dengan cara memuaskan tanpa harus berbohong. Misalnya, ketika pertanyaan cenderung tidak relevan dengan topik bahasan maka dapat dijawab sebagai berikut. “waduh sayang, pertanyaan demikian luar biasa, namun disebabkan tidak relevan dengan fokus pembahasan saat ini maka lebih konsisten jika dibahas pada kesempatan lain dengan focus pembahasan yang sama”.


Selamat mencoba dan semoga sukses!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar